Ajang Berita - Produsen harus dorong penggunaan teknologi guna hilangkan residu antibiotik dari limbah farmasi. Praktik manufaktur berkelanjutan: kunci untuk mengurangi resistensi antimikroba.
Produsen Harus Dorong Penggunaan Teknologi Guna Hilangkan Residu Antibiotik dari Limbah Farmasi
Centrient Pharmaceuticals, perusahaan terdepan antarbisnis global di bidang manufaktur antibiotik enzim yang berkelanjutan, melalui kemitraan dengan Menjangan Sakti, pedagang bahan mentah farmasi di Indonesia, menyelenggarakan lokakarya tentang 'Keberlanjutan Melalui Keunggulan di Bidang Manufaktur-2,0' (STEM-2.0) di Jakarta hari ini, Kamis (27/07).
Produsen harus dorong penggunaan teknologi guna hilangkan residu antibiotik dari limbah farmasi |
Program lokakarya mencakup pelatihan tentang pentingnya keberlanjutan di bidang praktik manufaktur antibiotik, serta presentasi tentang kemajuan di bidang teknologi manufaktur farmasi.
Lebih dari 60 ahli dari departemen Manufaktur, Litbang, Urusan Perundang-undangan, Jaminan Mutu, dan Pembelian dari perusahaan farmasi terdepan di Indonesia ikut serta dalam ajang ini.
Resistensi Antimikroba (AMR)
Resistensi Antimikroba (AMR) adalah salah satu dari 10 ancaman kesehatan global teratas karena peningkatan AMR menyebabkan obat-obatan tidak efektif.
Sejumlah kontributor utama AMR mencakup peresepan antibiotik secara berlebihan, penggunaan antibiotik secara berlebihan pada peternakan dan budidaya ikan, serta pengelolaan air limbah yang tidak berkelanjutan oleh produsen farmasi.
Efluen yang dilepaskan selama produksi antibiotik harus ditangani dengan baik sehingga residu antibiotik tidak mencemari lingkungan dan semakin memperkuat bakteri resistan.
Pramod Kaintura, Kepala Penjualan, Wilayah Asia-Pasifik, Centrient Pharmaceuticals, menyatakan, "Awal produksi massal antibiotik berkontribusi terhadap peningkatan harapan hidup dan peningkatan kualitas hidup.
Sangat penting untuk menjaga obat-obatan ini sebelum menjadi tak efektif.
Di Centrient Pharmaceuticals, kami percaya bahwa produsen harus menjadi yang terdepan dengan memakai teknologi dan proses canggih untuk menghilangkan residu antibiotik dari limbah farmasi.
Lokakarya STEM adalah platform kolaboratif untuk berbagi kecakapan kami dengan mitra industri."
Tindakan Regulasi Proaktif di Bidang Lingkungan
Selama bertahun-tahun terakhir, Indonesia telah melakukan sejumlah kemajuan dalam penahanan AMR dengan meluncurkan beberapa prakarsa, seperti Rencana Aksi Nasional mengenai AMR (2017–2019).
Pemerintah juga meluncurkan beberapa kebijakan untuk mengatur penggunaan antibiotik dan bergabung dengan jaringan GLASS guna memastikan pelaporan data AMR yang komprehensif di negara ini.
Jonathan Sudharta, Direktur, PT Menjangan Sakti, menyatakan, "AMR memiliki beberapa penggerak di seluruh ekosistem manusia, hewan, dan lingkungan.
Meski pemerintah telah mengumumkan beberapa prakarsa pada bagian yang berkaitan dengan manusia dan hewan, upaya yang lebih nyata diperlukan untuk mengurangi penumpukan AMR di lingkungan.
Kami berharap Lokakarya STEM mengkatalisasi tindakan regulasi proaktif di bidang lingkungan dan mempromosikan manufaktur yang berkelanjutan."
Pengembangan Manufaktur Berkelanjutan
Meski NAP-AMR Indonesia menekankan investasi untuk menemukan antibiotik baru, penelitian dan pengembangan serentak untuk mengembangkan manufaktur yang berkelanjutan merupakan hal yang sangat diperlukan untuk saat ini.
Dr. Anurag S Rathore, Indian Institute of Technology (IIT) - Delhi, menyatakan: "Sejumlah akademisi telah bekerja untuk mengembangkan solusi teknologi inovatif guna memastikan air limbah yang dibuang ke lingkungan mengandung sedikit residu antibiotik.
Diperlukan upaya yang harmonis antara industri farmasi dan pemerintah untuk memastikan penerapan solusi teknologi ini.
Mengingat cepatnya laju pertumbuhan sektor farmasi di Indonesia, pelatihan perwakilan industri mengenai praktik-praktik manufaktur berkelanjutan dan manajemen limbah melalui lokakarya STEM ini dapat membantu mengatasi masalah AMR."
Dengan praktik manufaktur berkelanjutan, produsen harus dorong penggunaan teknologi guna hilangkan residu antibiotik dari limbah farmasi dan membantu mengatasi masalah AMR.