Ajang Berita - Optimalisasi infrastruktur air untuk antisipasi perubahan iklim pada masa kemarau. Dengan pemanfaatan infrastruktur air yang tepat, perubahan iklim pada musim kemarau dapat diatasi dan ketahanan pangan dapat terjaga dengan baik.
Optimalisasi Infrastruktur Air untuk Antisipasi Perubahan Iklim pada Masa Kemarau
Musim kemarau yang semakin ekstrem menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem yang ada di sekitarnya.
Optimalisasi infrastruktur air untuk antisipasi perubahan iklim pada masa kemarau |
Dalam menghadapi perubahan iklim, infrastruktur air seperti embung, dam parit, dan long storage dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
Pemanfaatan infrastruktur air ini tidak hanya berguna sebagai antisipasi terhadap musim kemarau yang semakin ekstrem atau El Nino, tetapi juga bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan yang saat ini semakin penting.
Dalam kondisi kemarau yang semakin panjang, pertanian dan sumber daya air menjadi sangat terbatas dan dapat mengakibatkan kelangkaan pangan.
Oleh karena itu, pemanfaatan infrastruktur air harus dioptimalkan untuk mengatasi permasalahan ini.
Bulan Agustus diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini, dan kondisi ini harus diwaspadai oleh masyarakat serta pemerintah.
Terkait dengan ancaman El Nino pada Agustus mendatang, Pemerintah telah menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan, salah satunya adalah dengan memaksimalkan kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi tersier yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah.
Kegiatan irigasi perpipaan, irigasi perpompaan, pembangunan embung, dan dam parit dapat menjadi solusi untuk mengantisipasi kekeringan pada musim kemarau.
Infrastruktur air ini bertujuan sebagai suplesi air hingga lahan sehingga pertanian dapat terus berlangsung.
Selain itu, infrastruktur irigasi yang telah dibangun pada tahun-tahun sebelumnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan antisipasi pada saat kemarau.
Kementan Manfaatkan Infrastruktur Air Antisipasi El Nino
Kementerian Pertanian (Kementan) mengantisipasi musim kemarau ekstrem atau El Nino dengan memanfaatkan infrastruktur air demi menjaga ketahanan pangan.
Kita harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama saat kemarau nanti, dengan memanfaatkan infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage saat kemarau datang, ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan di Jakarta, Ahad (30/04).
Kondisi musim kemarau seperti yang sudah BMKG prakirakan, lanjut Mentan, akan terjadi kemarau yang ekstrem atau El Nino, sehingga perlu diwaspadai.
Kondisi kemarau harus diwaspadai, terutama pada bulan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini, katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, terkait dengan ancaman El Nino Agustus mendatang, Kementan menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan.
Di antaranya mendorong petani untuk ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada, jelasnya.
Ali Jamil menerangkan pihaknya juga akan terus mendorong percepatan tanam menggunakan alsintan seperti traktor roda 4 dan traktor roda 2.
Tahun 2023 ini Ditjen PSP juga menyiapkan alokasi bantuan alat mesin pertanian seperti traktor roda 4 (800 unit), traktor roda 2 (4.745 unit), dan pompa air 1.900 unit untuk seluruh Indonesia, sebutnya.
Selain itu, Kementan juga akan memaksimalkan kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi tersier (RJIT) yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah.
Juga ada kegiatan irigasi perpipaan, irigasi perpompaan, pembangunan embung, dam parit yang bertujuan sebagai suplesi air hingga lahan.
Tahun 2023 ini, Kementan juga akan mengalokasikan embung sekitar 500 unit, perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT 3.213 unit, sebagai salah satu bentuk antisipasi El Nino, tuturnya.
Selain itu, infrastruktur irigasi yang telah dibangun pada tahun-tahun sebelumnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan antisipasi kemarau nanti.
Pada 2020-2022 Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau antara lain kegiatan RJIT sebanyak 11,866 unit, perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit dan embung 1.531 unit.
Dalam menghadapi perubahan iklim, pemanfaatan infrastruktur air menjadi semakin penting.
Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengoptimalkan infrastruktur air dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem yang ada di sekitarnya.
Dengan pemanfaatan infrastruktur air yang tepat, perubahan iklim pada musim kemarau dapat diatasi dan ketahanan pangan dapat terjaga dengan baik.