Ajang Berita - Transformasi manufaktur pasca-pandemi: peluang dan tantangan dalam menghadapi era baru. Momentum pemulihan pasca-COVID-19 sekarang ini merupakan cara atau ajang untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur lebih tinggi dari nasional.
Transformasi Manufaktur Pasca-Pandemi: Peluang dan Tantangan dalam Menghadapi Era Baru
Pandemi COVID-19 telah mengguncang berbagai sektor ekonomi, termasuk industri manufaktur.
Transformasi manufaktur pasca-pandemi: peluang dan tantangan dalam menghadapi era baru |
Namun, krisis ini juga memberikan peluang bagi transformasi dalam berbagai aspek operasional dan bisnis manufaktur.
Seiring dengan berlanjutnya upaya global untuk pulih, ada tiga aspek utama yang perlu dipertimbangkan oleh sektor manufaktur dalam menghadapi era baru pasca-pandemi.
Adaptasi Model Bisnis: Bagaimana Manufaktur Mengubah Operasionalnya untuk Menjawab Tantangan Pasca-COVID-19
Salah satu dampak signifikan dari pandemi adalah pergeseran permintaan dan preferensi konsumen.
Produsen harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini dengan mengubah model bisnis mereka.
Penerapan teknologi digital, seperti Internet of Things (IoT) dan otomatisasi, memungkinkan produsen untuk merampingkan rantai pasokan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Selain itu, strategi diversifikasi produk dan peningkatan fleksibilitas produksi juga menjadi kunci dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Keberlanjutan Lingkungan dalam Manufaktur: Menerapkan Prinsip ESG untuk Menghadapi Tantangan Lingkungan Global
Isu lingkungan semakin mendapatkan perhatian yang lebih besar, dan perusahaan manufaktur perlu berfokus pada prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) untuk menciptakan dampak positif dalam era pasca-pandemi.
Manufaktur berkelanjutan tidak hanya melibatkan praktik lingkungan yang lebih baik, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengurangan limbah, tetapi juga melibatkan keterlibatan sosial dan tata kelola yang baik.
Mengadopsi prinsip ESG dapat memberikan manufaktur keunggulan kompetitif jangka panjang dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Tren Konsumen Baru: Bagaimana Perubahan Perilaku Konsumen Mempengaruhi Manufaktur dan Cara Mengantisipasinya
Pandemi telah memicu perubahan perilaku konsumen, seperti peningkatan permintaan akan produk-produk digital, layanan pengiriman, dan kesadaran akan kesehatan dan kebersihan.
Manufaktur harus dapat merespons perubahan ini dengan cepat dan mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan tren baru.
Analisis data dan pemahaman mendalam tentang preferensi konsumen akan membantu produsen mengantisipasi dan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.
Pemulihan Pasca-COVID-19 Ajang Dorong Pertumbuhan Manufaktur
Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Prof Rina Indiastuti menilai momentum pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 menjadi waktu yang tepat untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.
Momentum pemulihan pasca-COVID-19 sekarang ini merupakan cara atau ajang untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur lebih tinggi dari nasional, katanya dalam diskusi daring bertajuk Industrialisasi sebagai Penggerak Perekonomian Nasional yang dipantau di Jakarta, Senin (07/08).
Strategi Dongkrak Pertumbuhan Industri Manufaktur
Rina yang meraih gelar Doktor Ekonomi Industri dari Osaka Prefecture University di Jepang, itu menjelaskan sejumlah strategi yang bisa digunakan untuk mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur di antaranya mulai dengan mengeksplorasi cabang-cabang industri manufaktur.
Selama ini Indonesia masih fokus pada industri di subsektor-subsektor lama yang hanya fokus pada sumber daya alam (SDA).
Menurut Rina, Indonesia harus bisa mulai mengeksplorasi sektor-sektor industri yang bisa mendorong industri manufaktur lainnya sehingga saling terkait.
Kita masih bermain lama di industri karet, kertas. Kita juga kuat di elektronik, transportasi (otomotif), itu basisnya teknologi dan ekspor.
Tetapi kita masih mengandalkan industri yang dari dulu berperan, padahal cabang industri manufaktur begitu banyak.
Barangkali mari kita mulai menyiapkan cabang-cabang lain, katanya.
Adopsi Teknologi
Rina mengatakan industri yang telah tumbuh baik perlu didorong untuk bisa meningkatkan ekspor dan melakukan penetrasi yang lebih intens ke pasar domestik.
Selain itu, ia juga menyinggung perlunya adopsi teknologi sesuai karakteristik industri.
Ia mendorong pemangku kepentingan terkait, mulai dari pemerintah hingga perguruan tinggi, untuk mulai memikirkan soal memilih dan mengadopsi teknologi yang tidak hanya memberi nilai tambah tinggi tapi juga sesuai dengan kebutuhan dan tren industri saat ini, termasuk tren industri hijau.
Penelitian di kami menyatakan kalau ekspor industri manufaktur ingin tidak decline (menurun), ternyata yang penting bukan hanya masalah global value chain tapi juga faktor kelembagaan.
Jadi bagaimana sinergi antarsektor membuahkan biaya yang rendah bagi industri, ungkap Rina.
Transformasi Manufaktur Pasca-Pandemi: Keniscayaan dan Peluang
Dalam menghadapi era baru pasca-pandemi, transformasi manufaktur menjadi sebuah keniscayaan.
Adaptasi model bisnis, fokus pada keberlanjutan lingkungan, dan respons terhadap tren konsumen baru akan menjadi pilar-pilar penting dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan sukses bagi industri manufaktur.
Dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, manufaktur dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang muncul dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini.